bahasa

On Selasa, 12 Oktober 2010 0 komentar

Depresi dapat terjadi pada pada siapa saja dan di semua tahap kehidupan manusia. Pada perempuan depresi sering terjadi pada masa kehamilan dan setelah persalinan. Angka kejadian depresi pada trimester pertama diperkirakan 7,4%, trimester kedua meningkat menjadi 12,8% dan trimester ketiga 12% (Bennet, 2004). Depresi yang sering terjadi yaitu perasaan was-was, marah, tertekan, bersalah, sedih, dan khawatir. Diagnosis depresi oleh dokter atau tenaga profesional lain dilakukan melalui wawancara klinis terstruktur.


Tanda dan gejala depresi pada kehamilan yang sering ditemukan antara lain:
  • Kehabisan tenaga atau banyak gerak
  • Sulit tidur
  • Menangis tak tertahan
  • Menyadari bahwa perasaan cepat berubah
  • Sangat peka terhadap bunyi dan sentuhan
  • Senantiasa berfikiran negatif
  • Merasa kehilangan kemampuan tanpa sebab
  • Tiba-tiba takut atau gugup
  • Sulit memusatkan perhatian
  • Sering lupa, merasa bingung dan bersalah
  • Khawatir bila sendirian tetapi tidak ingin ditemani/bersama orang lain
  • Makan amat banyak atau amat sedikit
  • Asyik dengan pikiran sendiri yang menghantui dan mengerikan
  • Terlintas pikiran menyakiti diri atau bayinya
  • Kehilangan kepercayaan dan harga diri
Keadaan beruntun dengan beberapa perasaan diatas selama sedikitnya 2 minggu memerlukan pengobatan lebih lanjut.
Terdapat beberapa faktor risiko yang menjadi salah satu penyebab perempuan lebih rentan terhadap depresi sebelum maupun setelah melahirkan, diantaranya adalah:
  1. Faktor biologis
    • Riwayat gangguan mood sebelumnya
    • Riwayat depresi pasca partum
    • Riwayat keluarga gangguan psikosomatik/psikiatrik
  2. Faktor Psikososial
    • Hubungan buruk dengan suami atau perempuan yang tidak bersuami
    • Kurang dukungan dari orang dekat
    • Masa kanak-kanak yang kurang bahagia
    • Riwayat persalinan sulit bagi bayi dan ibu
    • Riwayat kelahiran dini atau lambat
    • Perasaan negatif kepada janin
    • Kesehatan bayi bermasalah
    • Bukan bayi yang diharapkan
    • Kesulitan sosial ekonomi
    • Kehamilan tak terencana
    • Pernah mengalami pelecehan seksual atau perkosaan
Masing-masing perempuan mempunyai faktor risiko yang berbeda dan untuk mencegah depresi dapat dilakukan psikoterapi. Psikoterapi yang dianjurkan adalah psikoterapi interpersonal yang berfokus pada perbaikan interaksi sosial dengan tujuan membantu menyesuaikan pola pikir dengan kondisi yang ada. Selain itu dapat pula mengkonsumsi antidepresan yang meningkatkan serotonin otak namun perlu mendapat pengawasan dari para ahli. Bila ibu mengalami depresi dengan derajat yang cukup berat sehingga akan menyakiti dirinya atau bayinya perlu dipertimbangkan  untuk menjalani rawat inap di rumah sakit.
Depresi pada kehamilan adalah salah satu masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin, selain itu berdampak pula pada hubungan keluarga dan suami isteri. Oleh karena itu penanganan terhadap depresi sebaiknya segera dilakukan jika terdapat tanda dan gejala depresi seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. 
Disimpulkan oleh: Linda Wati dari buku berjudul Penyakit-Penyakit Pada Kehamilan: Peran Seorang Internis, diterbitkan oleh Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
 
Sumber: http://www.kesrepro.info/?q=node/536

0 komentar: